by

Kenapa Banyak Mantan Pemain Marcello Lippi Jadi Pelatih Bola Top

Marcello Lippi boleh berbangga karena mantan pemainnya saat ini banyak menjadi pelatih klub besar Eropa. Lippi pun mengomentari soal Antonio Conte, Didier Deschamps, Zinedine Zidane dan Paulo Sousa.

Lippi bersama Juventus sempat mendominasi sepak bola Italia di akhir 1990-an, memenangi Liga Champipons 1996 dan dua kali lolos ke final 1997 dan 1998. Kini berapa pemain dalam skuatnya telah menjadi pelatih di klub top dan juga tim nasional.

Conte saat ini membawa Chelsea memimpin klasemen Premier League, Zidane memenangi Liga Champions bersama Real Madrid, Sousa menjadi pelatih di Fiorentina dan Deschamps adalah pelatih kepala tim nasional Prancis.

“Conte adalah seorang pemimpin yang memberi contoh, ia menarik semua orang maju dengan dia, bukan hanya pada hari Minggu, tetapi juga selama sesi pelatihan,” ungkap Lippi seperti dilansir Sky Sport Italia.

“Di lini tengah saya memiliki dia, Deschamps, Sousa dan kemudian Zidane juga datang, mereka semua menjadi pelatih besar. Apapun yang saya lakukan di sana, saya yakin bahwa tim akan berhasil,” kata pelatih timnas Cina ini.

“Antonio telah menjadi pelatih yang benar benar tangguh, karena ia memberikan identitas kepada setiap tim dia tukangi. Saya yakin dia akan memenangkan Liga Premier. Dia bukan tipe membiarkan apa pun pergi, dia selalu mengharapkan komitmen utama di setiap lini.”

“Deschamps sudah menjadi pelatih di lini tengah, ia memiliki pemahaman taktis tersebut. Zidane adalah lebih dari seorang pemimpin di tingkat teknis dan saya menyukai cara ia berurusan dengan kehidupan setelah pensiun.”

“Dia (Zidane) telah menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan, segera mendapatkan hasil besar dan musim ini mengkonfirmasikan itu tidak kebetulan. Saya berbicara taktik banyak dengan Sousa dan saya bisa melihat dia benar-benar berpengalaman dalam masalah ini.”

Apakah ini sebuah kebetulan bahwa semua mantan gelandangnya akhirnya menjadi Pelatih ? “Jika Anda bermain di lini tengah, Anda memiliki mentalitas yang berbeda dan cara melihat permainan,” pungkas Lippi.