by

Klub-Klub ini Malah Jual Bintangnya Saat Masa Emas

Melepas pemain terbaik kadang menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan. Namun, lima klub ini malah seperti hobi menjual para penggawanya demi pundi-pundi uang.

Banyak alasan klub-klub akhirnya harus menjual para pemain terbaiknya. Biasanya sang pemain ingin hengkang ke klub yang lebih besar.

Alasan lain, klub butuh dana besar dan terpaksa melego pemain bintangnya. Tapi, beberapa klub ada yang memang doyan menjual pemain terbaiknya, karena sudah punya pengganti yang dianggap sepadan.

Klub-klub raksasa Eropa seperti Real Madrid, Barcelona, Juventus, Manchester United, Chelsea, Bayern Muenchen, dan yang lainnya sudah siap membajak para pemain tersebut. Dana besar yang mereka miliki tidak masalah untuk digelontorkan demi meningkatkan kualitas tim.

Gareth Bale dan Luka Modric contoh pemain terbaik Tottenham Hotspur yang dijual ke Real Madrid. Sementara pemain jebolan Ajax Amsterdam tersebar di sejumlah klub-klub besar Eropa.

Berikut ini adalah lima klub yang hobi jual pemain terbaiknya dikutip dari Footy Jokes:

5. Tottenham Hotspur

Fanst Tottenham tentu sangat gembira bisa menyelesaikan posisi di atas saingan beratnya, Arsenal pada musim lalu. Klub ini memang sebenarnya punya potensi yang besar karena acap diisi pemain terbaik.

Contoh saja, Dele Alli, hingga Cristian Eriksen yang belakangan jadi tulang punggung tim. Namun, keduanya diprediksi tak akan lama perkuat The Lily Whites.

Hal ini bila melihat kebiasaan klub yang kerap menjual pemain bintangnya. Uang besar bakal membawa keduanya tinggalkan White Hart Lane.

4. Porto

Porto membuat sejarah setelah berhasil melewati segala rintangan dengan mengalahkan AS Monaco di final Liga Champions 2004 lalu. Klub ini menjadi yang pertama di luar empat liga top yang berhasil memenangkan gelar bergengsi ini.

Tentu, sosok hebat dibalik itu adalah Jose Mourinho. Namun, musim panas berikutnya The Special One cabut ke Chelsea bersama dengan Carvalho, dan Paulo Ferreira.

Deco sendiri meninggalkan klub untuk bergabung dengan Barcelona. Sejak penjualan tersebut, klub telah gagal tampil mengesankan lagi di Liga Champions.

3. Olympique Lyon

Lyon mendominasi sepak bola Prancis pada awal abad ke-21 dengan memenangkan tujuh gelar Ligue 1 secara beruntun. Klub ini juga memenangkan double winner bersejarah pada musim 2007-08.

Usai sukses itu, beberapa pemain langsung mengundang banyak minat klub top Eropa. Pemain, seperti Florent Malouda, Tiago, dan Eric Abidal, akhirnya cabut ke klub lain.

Hal demikian juga dengan sejumlah nama beken lain. Mulai dari Benzema, Lloris dan Pjanic semua pergi satu per satu. Setelah Paris Saint-Germain dan AS Monaco bergeliat, alhasil Lyon hanya menjadi tim pemanis.

2. Ajax Amsterdam

Ajax sudah bukan rahasia umum lagi kalau sebagai gudang berkumpulnya pemain berkelas. Sudah banyak pemain bintang yang lahir dari akademi mereka, mulai dari Clarence Seedorf, Edgar Davids, Patrick Kluivert, Frank Rijkaard, dan Edwin van der Sar.

Kehadiran mereka membuat Ajax hampir mengulangi kesuksesan di era 1970-1973. Bedanya, Seedorf dan kawan-kawan hanya memenangkan satu gelar Liga Champions 1994-1995. Sayang, setelah itu mereka malah membiarkan Seedorf dan Kluivert pergi.

Ajax memang tetap mampu kembali tampil di final Liga Champions 1995-1996. Sayang, langkah mereka untuk menambah pundi-pundi gelar digagalkan Juventus. Bahkan, trofi di musim 1994-1995 menjadi gelar Liga Champions terakhir yang dimenangkan Ajax hingga sekarang.

Hal itu bisa dimaklumi mengingat Ajax menjadi klub yang paling dikenal menjual para pemain terbaik. Luis Suarez dan Zlatan Ibrahimovic termasuk pemain bintang yang pernah dijual Ajax.

1. Borussia Dortmund

Selama bertahun-tahun, dominasi sepak bola Jerman ada di tangan Bayern Muenchen. Namun, setelah sekian lama akhirnya ada klub yang merusak dominasi mereka. Klub itu adalah Dortmund dengan prestasinya memenangkan trofi Bundesliga 2010-2011 dan 2011-2012.

Setelah sukses tersebut, Die Borussen malah melepas satu per satu pemain terbaik mereka. Mulai dari Shinji Kagawa di musim panas 2012, Mario Goetze (2013), hingga Robert Lewandowski (2014).

Hasilnya pun bisa ditebak. Mereka kembali kesulitan menyaingi superioritas Muenchen. Kehadiran beberapa pemain baru yang juga cukup berkualitas belum mampu membawa Dortmund mengembalikan kejayaannya.

Mereka pun mencoba untuk melakukan perjudian dengan menginvestasikan banyak uang untuk membeli pemain-pemain berlabel bintang, termasuk memulangkan Kagawa dan Gotze. Namun, strategi itu belum menuai hasil hingga saat ini.